Buku : Indonesia Emergensi, 3 Sumbu Mega Ancaman (Early Warning Threatening of 21st Century) Materi 5 | 2 |
Berbagai
upaya dilakukan negara-negara di kawasan
Asia Tenggara dan Pacific secara bersama-sama untuk menciptakan “Peace and Global Transformation”.
Upaya tersebut diantaranya adalah untuk menghindari adanya konflik terhadap penguasaan sumber daya alam dengan interlinkage-nya terhadap berbagai aspek
seperti krisis ekonomi, pembangunan, sosial budaya dan politik. Negara-negara di
kawasan ASEAN (The Association of
Southeast Asian Nations) adalah penghasil sumber daya alam
yang terbesar dunia yang
memberikan pengaruh yang cukup tinggi terhadap
persentase prekonomian dunia, seperti : Pilipina, Brunei, Indonesia, Thailand,
Malaysia, dan Singapura menghasilkan antara lain : 82 % karet,
70 % kopra dan kelapa, 70 % timah, 56 % minyak sawit, dan 50 % kayu keras.
Sedangkan Indonesia
penghasil terbesar persediaan ikan
dunia, dan sebagai urutan kedua adalah Thailand serta menyusul Pilipina sebagai eksportir ikan tuna terbesar ke pasar AS.
Disamping itu Thailand juga salah satu eksportir beras terbesar di
dunia, selain itu Pilipina juga membangun
perkebunan nanas yang paling besar di dunia. Sebagai dampaknya timbul daya
tarik yang sangat besar terhadap kekayaan sumber daya alam tersebut dan
mengakibatkan timbulnya berbagai persoalan pada proses pengelolaannya yang pada
akhirnya menimbulkan konflik terhadap
produktifitas secara internasional. Termasuk timbulnya disposisi sumber
daya alam yang menjadikan issu terhadap situasi nasional dan survival manusia, pada
sisi lain timbulnya perselisihan paham dan perbedaan di dalam hal pendekatan, prioritas,
dan filosofi. Konflik lain adalah batas wilayah yurisdiksi nasional antara
negara-negara Asean terhadap pengelolaan bahan baku yang bernilai tinggi
seperti penambangan minyak, gas bumi dan mineral lainnya seperti yang sudah
dijelaskan pada halaman sebelumnya.
Halaman
selanjutnya : Buku : Indonesia Emergensi, 3Sumbu Mega Ancaman (Early Warning Threatening of 21st Century) Materi 5
Klik profil saya banyak yang menarik
dan berbagi ........
Buku : Indonesia Emergensi, 3 Sumbu Mega Ancaman (Early Warning Threatening of 21st Century) Materi 4 | 2 |
Upaya yang kuat untuk
mendeklerasikan yang disebut sebagai “The
Asean Power of Nanoethic Code (APNC)”, sebagai akibat adanya
prediksi dan interpretasi kuat akan terjadi “Perang
Global Dunia ke-3” dan berbagai
issu internasional tentang terjadinya saat ini apa yang disebut sebagai “Penjajahan dan Kejahatan Global”
sebagai akibat kemajuan teknologi canggih yang berskala nanoteknologi yang begitu
pesat tanpa adanya kontrol, termasuk sebagai akibat adanya “Paradigma Era Baru Perang Abad 21 dalam bentuk Abstract War (AW) dan
Natural Power War (NPW)”, dan juga meningkatnya konflik antar berbagai blok
aliansi kekuatan. Pentahapan program Asean yang diajukan
oleh Indonesia sebagai ketua Asean akan berhasil mencapai sasarannya, jika
dilandasi dengan tercapainya perdamaian yang berkesinambungan antara
negara-negara Asean, hal ini menjadi salah satu materi pembahasan pada program
ADDM working group dengan topik “Peace Keeping Operation”. Dimana kegiatan ini tidak
dapat dipisahkan dari 3 unsur yang saling terkait, yaitu : ‘Peace,
Security, and Development”.
Halaman
selanjutnya : Buku : Indonesia Emergensi, 3Sumbu Mega Ancaman (Early Warning Threatening of 21st Century) Materi 4
Klik profil saya banyak yang menarik
dan berbagi ........
Buku : Indonesia Emergensi, 3 Sumbu Mega Ancaman (Early Warning Threatening of 21st Century) Materi 3 | 3 |
Babak awal memasuki Perang Dunia ke-3 segera
tiba
Konstelasi letak dan posisi
geografis negara Indonesia menimbulkan tingkat kerawanan yang sangat tinggi dan
memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap rod map rancangan kebijakan
strategik pertahanan NKRI.
Sebagai suatu negara terbesar
dan terluas di kawasan Asia Tenggara dan diantara negara-negara ASEAN, akan mendorong
Indonesia tidak memiliki pilihan lain kecuali menjadikan skala prioritas dalam pembangunan Grand
Strategy (GS) pertahanan yang berwawasan global dengan rancangan konsep “Strategik Pertahanan Global Indonesia
(SPGI) abad 21”. Alasan utama
pentingnya “SPGI abad 21” adalah sebagai akibat terjadinya perubahan besar
tatanan dunia dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat, sehingga berdampak terhadap timbulnya “Paradigma Era Baru Perang dan Penjajahan Global Abad 21 (PEBP
dan PGA-21)” melalui berbagai cara dalam bentuk “Penjajahan dan Kejahatan
Global”
antar negara dan bangsa yang sudah
terjadi saat ini, diantaranya terutama dengan cara-cara yang unik melalui pemanfaatan dan penggunaan “Teknologi
Canggih Persenjataan” yang berbasis kepada adanya kemajuan “Teknologi Satelit dan Komputer (TS & K)”, kedua aspek teknologi ini merupakan teknologi
utama yang sangat mudah terintegrasi terhadap teknologi lainnya sebagai
derivatif yang berkelanjutan, dan hal ini merupakan sebagai pemicu utama
terjadinya PEBP dan PGA-21 serta termasuk sebagai pendorong
utama segera terjadinya “Perang Dunia ke-3 atau World War 3”. Dengan demikian negara dan bangsa Indonesia
dari sejak dini mutlak melakukan berbagai persiapan dan program yang serius dan
fokus, dengan tujuan untuk mengantisipasi terhadap kemungkinan besar segera
akan terjadinya “Perang Dunia ke-3”.